Matamediaonline.com – Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila (PP) menggelar Musyawarah Besar (Mubes) ke-XI di Hotel Sultan, Jakarta, pada 26–28 Oktober 2025.
Forum lima tahunan ini menjadi ajang tertinggi organisasi untuk menetapkan arah kebijakan strategis serta memilih Ketua Umum baru periode 2025–2030.
Wakil Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, Ahmad M Ali, yang juga Ketua Penyelenggara Mubes XI, menjelaskan bahwa forum ini akan membahas tiga agenda utama:
-
Penyempurnaan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART),
-
Penyusunan program kerja nasional, dan
-
Pembahasan isu-isu strategis kebangsaan yang akan direkomendasikan kepada pemerintah.
“Mubes adalah forum tertinggi. Semua kebijakan dan program lima tahun ke depan akan diputuskan di sini dan diterjemahkan dalam rapat kerja di setiap wilayah,” ujar Ahmad Ali, Jumat (24/10).
Ketua Organizing Committee (OC) Ir. Piala Simanjuntak menambahkan, peserta Mubes XI terdiri atas pengurus dari 36 Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) dan 415 Majelis Pimpinan Cabang (MPC) di seluruh Indonesia.
“Kurang lebih 1.500 pengurus hadir di arena Mubes, dan diperkirakan 3.000–4.000 kader turut memeriahkan kegiatan di sekitar lokasi,” ungkap Piala.
Pembukaan oleh Japto S. Soerjosoemarno
Mubes XI resmi dibuka oleh Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno. Dalam sambutannya, Japto menegaskan bahwa Pemuda Pancasila akan terus menjadi mitra strategis pemerintah, khususnya dalam mendukung program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Pemuda Pancasila akan mensinergikan seluruh programnya untuk mendukung pemerintah, salah satunya di sektor ketahanan pangan,” tegas Japto.
Ia menjelaskan, fokus ketahanan pangan tidak hanya di bidang pertanian, tetapi juga sektor peternakan.
Beberapa wilayah sudah memulai inisiatif seperti MPW Banten yang mengembangkan peternakan ayam petelur untuk mendukung ketersediaan protein bagi masyarakat.
Baca Juga: PWI di MK: Pasal 8 UU Pers Konstitusional, tapi Implementasinya Harus Diperkuat
Japto juga menekankan pentingnya penyempurnaan AD/ART agar organisasi mampu beradaptasi dengan dinamika sosial, ekonomi, dan politik nasional.
“AD/ART dan peraturan organisasi harus menjadi pedoman yang dilaksanakan, bukan sekadar formalitas,” ujarnya.
Warisan Sejarah dan Identitas
Ahmad Ali menegaskan kembali akar sejarah Pemuda Pancasila yang lahir atas prakarsa petinggi TNI Angkatan Darat pada tahun 1959 sebagai sayap perjuangan Partai IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia).
Baca Juga: Rakernas IWO 2025, Otto Hasibuan Dorong Media Online Jadi Garda Terdepan Lawan Hoaks
“Pemuda Pancasila lahir untuk melindungi ideologi negara dari ancaman ideologi lain. Atribut loreng yang kami kenakan adalah simbol perjuangan sejak awal berdirinya, bukan sekadar gaya,” tegas Ahmad Ali.
Ia menolak keras jika atribut loreng Pemuda Pancasila disamakan dengan organisasi lain.
“Baju loreng kami adalah simbol sejarah perjuangan, bukan sekadar seragam,” tambahnya.
Momentum Persatuan dan Perubahan
Melalui Mubes XI ini, Pemuda Pancasila berharap dapat memperkuat perannya sebagai ormas kepemudaan tertua di Indonesia, sekaligus menjadi wadah konsolidasi dan penguatan kader hingga ke tingkat akar rumput.
“Kami ingin memastikan setiap program ke depan tidak hanya berdampak bagi anggota, tapi juga bagi masyarakat — baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya,” tutup Japto.












