MATAMEDIAONLINE.COM – Memasuki kinerja enam bulan masa pemerintahan Prabowo, publik masih memberikan penilaian cukup tinggi terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
74,6% publik puas. Saatnya fokus benahi ekonomi dan narasi publik
Sebanyak 74,6 persen responden menilai kepemimpinan Prabowo positif, hanya 15,4 persen yang menilai negatif, dan sisanya bersikap netral.
Penilaian terhadap Gibran pun tak jauh berbeda. Sebanyak 73,5 persen masyarakat menilai positif, 14,2 persen menilai negatif, dan sisanya netral.
Dibandingkan dengan 100 hari pertama pemerintahan, angka ini menunjukkan sedikit penurunan. Saat itu, Prabowo meraih tingkat kepuasan publik hingga 83,4 persen, sementara Gibran mencapai 78,2 persen.
Temuan ini berdasarkan riset Indonesia Social Insight (IDSIGHT) yang menganalisis tanggapan terhadap konten media sosial Presiden dan Wakil Presiden pada 6–15 April 2025, meliputi Instagram, X/Twitter, Facebook Page, dan TikTok.
Menurut laporan Data Digital Indonesia 2024, keempat platform tersebut merupakan media sosial dengan pengguna terbanyak di Indonesia. Dengan karakteristik pengguna yang beragam, IDSIGHT berharap bisa menghasilkan gambaran lebih objektif.
Direktur Komunikasi IDSIGHT, Johan Santosa, menyatakan kinerja Presiden Prabowo dalam enam bulan pertama mendapat penilaian positif hingga 74,6 persen. Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam aspek ekonomi dan komunikasi kebijakan publik.
Dalam beberapa kesempatan, Prabowo mengakui pemerintah mengalami kendala komunikasi. Ia menyampaikan hal tersebut saat menanggapi kritik publik dan rangkaian demonstrasi mahasiswa yang mengusung tagar #IndonesiaGelap.
Sebagai respons, Prabowo mengambil sejumlah langkah strategis untuk memperbaiki komunikasi, termasuk mengundang jurnalis senior dari media nasional dalam dialog eksklusif di Hambalang.
Menurut Johan, kehadiran Najwa Shihab dalam dialog tersebut menjadi perhatian publik karena selama ini dikenal kritis terhadap tokoh politik.
Baca juga: Gerakan Rakyat Gagas Forum Vox Populi: Suara Kritis dari Akar Rumput
Dalam otokritiknya, Prabowo menilai kinerja pemerintahannya baru mencapai skor 6 dari 10, jauh dari sempurna.
Meski begitu, Prabowo meyakini banyak terobosan dan pencapaian telah dilakukan, hanya saja narasinya belum efektif tersampaikan kepada masyarakat.
Salah satu capaian yang disoroti adalah stabilitas harga pangan dan produksi beras yang mencatatkan angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Prabowo juga menginstruksikan Bulog untuk menyerap gabah petani, walaupun di lapangan masih banyak tengkulak yang membeli gabah di bawah harga Rp 6.500 per kilogram.
Baca juga: Tokoh Kunci di Balik Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati
Dalam upaya memperbaiki komunikasi pemerintah, Prabowo menunjuk Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi sebagai Juru Bicara Presiden.
Langkah ini diambil setelah Prabowo mengkritik Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi yang dinilai teledor saat mengomentari teror kepala babi terhadap media Tempo.
Saat demonstrasi mahasiswa berlangsung di dekat Istana, Mensesneg Prasetyo turun langsung dan berdialog dengan para demonstran.
Baca juga: Faizal Assegaf: TNI dan Polri Bukan Musuh Rakyat, tapi Pelindung Negara
Mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan, antara lain menolak kebijakan efisiensi anggaran yang dikhawatirkan mengganggu pendidikan dan layanan publik, serta mengkritisi program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Mereka juga menyuarakan keresahan soal sulitnya mencari pekerjaan, kenaikan biaya hidup, dan ketidakpastian politik, yang kemudian memunculkan tagar #KaburAjaDulu di media sosial.
Melemahnya Rupiah, PHK massal, dan keresahan anak muda.
Johan menambahkan, melemahnya nilai tukar rupiah yang menembus Rp 17.000 per dolar AS serta gejolak di bursa saham turut menambah sentimen negatif terhadap pemerintah.
Selain itu, perang dagang global yang dipicu kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump diprediksi akan berdampak pada ekonomi nasional.
“Masalah ekonomi menjadi tantangan utama pada paruh awal pemerintahan Prabowo-Gibran, apalagi di tengah program-program prioritas yang memerlukan anggaran besar,” kata Johan.
Sorotan publik juga mengarah pada tawaran pemerintah untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia.
Prabowo baru-baru ini melakukan lawatan ke Turki dan sejumlah negara Timur Tengah sebagai bagian dari upaya diplomasi untuk mendorong perdamaian di tengah ketidakpastian geopolitik.
Di sisi ekonomi, publik mempertanyakan realisasi janji penciptaan 19 juta lapangan kerja, apalagi di tengah maraknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK).
Masifnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) pun memicu keprihatinan di kalangan pelaku industri kreatif yang mendesak adanya regulasi perlindungan tenaga kerja.
Tak kalah penting, persoalan korupsi dan mandeknya pembahasan RUU Perampasan Aset di DPR terus disorot publik.
Pemerintah dan aparat penegak hukum didesak untuk bersikap lebih tegas dalam menjatuhkan hukuman berat kepada para pelaku korupsi.[mmo]