Media Diblokir Liput Rapat RDF, Warga Curiga Ada Permainan Kotor!

MATAMEDIONLINE.COM – Pengelola fasilitas pengolahan sampah RDF (Refuse-Derived Fuel) menggelar rapat tertutup di gedung RDF, Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, pada Rabu (5/3/2025). Rapat ini membahas gagalnya uji coba pengelolaan limbah yang menyebabkan polusi dan bau menyengat di lingkungan warga.

Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa perwakilan warga dari Kelurahan Cakung Timur dan Rorotan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta, Camat Cakung, Lurah Cakung Timur, Lurah Rorotan Ahmad Fitroh, Pengelola RDF Agung, serta perwakilan dari KSO Wika-Jaya Konstruksi.

Lurah Rorotan, Ahmad Fitroh fokus membahas teknis uji coba RDF Plant Jakarta
Lurah Rorotan, Ahmad Fitroh fokus membahas teknis uji coba RDF Plant Jakarta.

Namun, ketegangan terjadi di depan gerbang masuk kawasan saat puluhan awak media dihadang oleh Koordinator Sekuriti dan HSE, Vincent Wada, bersama beberapa petugas keamanan. Para jurnalis yang telah membawa undangan liputan bersama 40 perwakilan warga tetap dilarang masuk tanpa alasan yang jelas.

“Kami hanya menjalankan tugas dan mendapat perintah dari Pak Agung selaku pimpinan RDF agar melarang wartawan masuk untuk meliput,” ujar Vincent saat menghadang para wartawan.

awak media dihadang oleh Koordinator Sekuriti dan HSE, Vincent Wada, bersama beberapa petugas keamanan
Wartawan dihadang oleh Koordinator Sekuriti dan HSE, Vincent Wada (baju merah) bersama beberapa petugas sekuriti.

Larangan liputan ini memicu kecurigaan bahwa pengelola RDF berusaha menutup-nutupi informasi penting terkait kegagalan uji coba sebelumnya. Sikap tertutup ini semakin memperkuat desakan warga dan awak media agar pengelola RDF lebih transparan.

Ketua RT 17 RW 14 Cakung Timur, Dwi Arianto, yang hadir dalam rapat tersebut, mengungkapkan bahwa pihak DLH sedang memperbaiki fasilitas RDF dan merencanakan uji coba kedua pada Jumat, 7 Maret 2025. Namun, Dwi menegaskan bahwa warga menuntut transparansi penuh dalam proses uji coba kedua nanti.

Baca juga: Banjir Rendam Jakarta dan Sekitarnya, Kodam Jaya Kerahkan Personel untuk Evakuasi

“Kami menuntut pemasangan CCTV dan alat pengukur polusi yang hasilnya bisa diakses publik secara daring. Keterbukaan informasi ini sangat penting untuk mencegah manipulasi data,” tegas Dwi. Ia juga menambahkan bahwa masalah ini bukan hanya soal bau, tetapi juga polusi asap berbahaya bagi kesehatan, terutama anak-anak.

Warga bahkan mengancam akan meminta penutupan fasilitas RDF jika uji coba kedua kembali gagal. Sayangnya, pihak DLH Provinsi DKI Jakarta hingga kini belum berani memberikan pernyataan atau komitmen tegas terkait kemungkinan penutupan tersebut.

Baca juga: Panglima TNI Ratas di Istana Bahas Koperasi Desa Merah Putih

Di sisi lain, Lurah Rorotan, Ahmad Fitroh, mencoba meredakan ketegangan dengan menyatakan bahwa rapat ini memang fokus membahas teknis uji coba RDF. Ia berjanji akan mengadakan forum evaluasi bersama warga dan pihak terkait setelah uji coba selesai, serta memberikan akses informasi kepada media.

“Hasil pertemuan tadi adalah mengenai teknis akan dilakukan uji coba kedua oleh pihak RDF, dan saya bersama warga akan sama-sama memantau uji coba tersebut pada hari Jumat, 7 Maret 2025,” jelas Lurah Rorotan.

Meski begitu, janji transparansi dari Lurah Rorotan belum mampu meredakan kecurigaan warga. Sikap tertutup pengelola RDF dan larangan liputan bagi media justru semakin memperburuk kepercayaan publik.

Warga berharap uji coba kedua ini bisa benar-benar memberikan solusi nyata atas masalah polusi yang selama ini mengganggu lingkungan mereka. [mmo]

2 thoughts on “Media Diblokir Liput Rapat RDF, Warga Curiga Ada Permainan Kotor!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *