Matamediaonline.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai sebagai salah satu inisiatif strategis pemerintah dalam membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia sekaligus implementasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Penilaian tersebut mengemuka dalam Diskusi Publik Nasional Evaluasi Satu Tahun MBG yang dilaksanakan di Ballroom Hotel 88 Fatmawati. Senin (15/12)
Pimpinan Redaksi INANEWS, Mohammad Helmy Ramadhani, menilai selama satu tahun pelaksanaan, program MBG telah mencatat capaian yang signifikan. Hingga akhir 2025, lebih dari 1,1 miliar porsi makanan bergizi telah didistribusikan kepada masyarakat, dengan dukungan hampir 8.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
“MBG bukan sekadar program bantuan, tetapi investasi besar bangsa. Program ini dirancang untuk memastikan generasi Indonesia 2040 memiliki kualitas gizi yang baik, pertumbuhan fisik optimal, serta daya saing internasional, termasuk di bidang pendidikan dan olahraga,” ujar Helmy.
Meski demikian, Helmy mengingatkan bahwa capaian tersebut tetap perlu diiringi evaluasi kritis. Menurutnya, sejumlah tantangan masih harus dijawab secara serius, seperti kesenjangan kualitas layanan antarwilayah, efisiensi logistik dan distribusi, serta keberlanjutan anggaran agar program tidak berhenti di tengah jalan.
“Ke depan, MBG harus semakin berbasis data yang transparan agar publik bisa menilai sejauh mana manfaat program ini benar-benar dirasakan masyarakat,” tegasnya.
Baca Juga: INANEWS Gelar Diskusi Publik Nasional Bertajuk Satu Tahun MBG dan Peran Polri di SPPG
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI), Dr. Ir. Kun Wardana Abyoto, M.T, menilai satu tahun pelaksanaan MBG sudah menjadi pijakan awal yang cukup untuk melakukan evaluasi terbuka dan konstruktif.
Ia menekankan bahwa keberhasilan kebijakan publik tidak hanya ditentukan oleh tata kelola dan sinergi antarinstansi, tetapi juga oleh tingkat kepercayaan publik.
Baca Juga: MIO Indonesia Nyatakan Sikap, Dr Kun Wardana Dipastikan Jadi Kandidat Kuat Munas IPJI V
“Evaluasi harus dilakukan secara terbuka, berbasis data dan fakta. Kritik bukan untuk menjatuhkan, melainkan untuk memastikan kebijakan publik berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan,” ujar Kun Wardana.
Kun Wardana juga menyoroti peran strategis media dan komunitas intelektual sebagai jembatan antara negara dan masyarakat. Menurutnya, jurnalisme yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab memiliki kontribusi besar dalam membangun pemahaman publik sekaligus memperkuat legitimasi program strategis nasional seperti MBG.
“Ketika informasi disampaikan secara jernih dan kredibel, kepercayaan publik akan tumbuh. Di situlah peran media menjadi sangat penting,” tambahnya.
Diskusi Publik Nasional ini diharapkan mampu melahirkan rekomendasi konkret untuk penyempurnaan program MBG pada tahun 2026.
Selain itu, forum ini juga menjadi masukan strategis bagi pemerintah agar pelaksanaan MBG benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi seluruh lapisan masyarakat, sekaligus menjaga akuntabilitas dan kepercayaan publik.
