Deklarasi Pemuda Banten Jaga Persatuan, Tolak Politik SARA

Matamediaonline.com – Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) bersama 14 organisasi pemuda lintas iman di Provinsi Banten menggelar deklarasi bersama menolak segala bentuk penyebaran isu SARA dalam aksi unjuk rasa maupun kegiatan publik. Deklarasi berlangsung di Vihara Siddharta, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu (2/9/2025).

Dengan tema “Pemuda Banten Bersatu, Lawan Provokasi, Jaga Keutuhan NKRI” dan pesan utama “Saling Jaga”, para pemuda menegaskan komitmen untuk merawat persatuan di tengah perbedaan.

Ketua DPD Gemabudhi Banten, Samtha Putra, menekankan bahwa aksi damai harus tetap berlangsung damai tanpa disusupi kepentingan yang memecah belah bangsa. “Kita semua punya tanggung jawab menjaga kedamaian. Jangan biarkan isu SARA merusak persatuan,” ujarnya.

Baca Juga: Kapuspen TNI Serahkan Jabatan Wakapuspen kepada Kolonel Osmar Silalahi

Sementara Ketua IPTI Banten, Bowo Kristian, menyebut deklarasi ini sebagai wujud nyata komitmen pemuda lintas iman. “Kami hadir bukan hanya untuk menolak isu SARA, tetapi juga untuk mengajak generasi muda menjadi pelopor perdamaian. Persatuan adalah kekuatan kita dalam menjaga Indonesia tetap utuh dan damai,” katanya.

Baca Juga: Kongres Persatuan PWI Akhiri Dualisme, Akhmad Munir Terpilih Ketua Umum PWI 2025–2030

Enam Poin Sikap

Deklarasi yang dihadiri tokoh lintas agama, aparat keamanan, dan aktivis masyarakat sipil itu menghasilkan enam poin pernyataan sikap, di antaranya:

Mendorong pemerintah dan DPR lebih terbuka terhadap aspirasi rakyat,

Menolak tindakan provokatif dan aksi anarkis,

Mengecam diskriminasi terhadap kelompok minoritas,

Menolak narasi kebencian berbasis SARA,

Mendukung Polri dan TNI bersikap profesional-humanis,

serta mengajak masyarakat membangun solidaritas lintas iman dan etnis.

Pesan Perdamaian

Acara ditutup dengan doa lintas agama sebagai simbol komitmen spiritual menjaga kerukunan. Para pemuda berharap deklarasi ini menjadi inspirasi bagi provinsi lain agar generasi muda tidak terjebak politik identitas menjelang tahun politik.

Exit mobile version